Kita yakin-yakin, ada bunga di taman itu
Tapi; makin kita dekat; makin hilang harumnya
Dan ia terus hilang bila kita tiba; yang ada cuma sesal-sesal kesal yang kesat dalam hati
Rindu dan kasih kita jadi gundah;
Kasih dan percaya kita jadi pasir-pasir yang halus-halus dibawa berlkita dek udara panas di padang pasir
Semunya seakan jadikan kita si bodoh yang di perbodoh dan di gelak tawakan
Perlu akan ini kita menangis?
Pasti saja perlu; kerana kita sendiri ada hati; dan kita belum mati untuk buang ketepi saja perit sakit ini
Tapi nangis itu bukan untuk runtuhkan jiwa-jiwa yang kita bina selama ini
Biar tiap jernih-jernih jujur ini menitis ke bumi sebagai baja-baja sakti untuk kita lebih waja dari dulu
Supaya kita lebih kita pada esok; dan tentu saja kita yang lebih kita dari semalam
Hidup ini sendiri satu perjalanan, dan pancit-pancit roda itu cuma secebis dugaan untuk menguji iltizam hati; dan tentu saja bodoh kalau berhenti di sini; hanya kerana itu, bukan?
Kaki-kaki-nota
Tentu saja ini untuk kamu, dan kamu sendiri itu adalah aku; kerana aku bercakap dengan cermin-cermin di dinding.
No comments:
Post a Comment