Monday, 22 February 2010

Biarlah awan-awan jadi hujan dulu…

Office hour 8.15 pagi sampai 5.15 petang. Air-cond hour 9.00 pagi sampai 5.00 petang.

Jadi memandangkan aku menulis entry nih jam 5.43 petang, maksudnya peluh-peluh tengah dok bercucuran keluar dari tubuh aku; bagai air mata yang di paksa-paksa keluar oleh si anak kecik dalam rajuknya. Beberapa kesan panas yang lebih dramatik; aku credit-kan pada terik cuaca di luar sana. Ini baru panas dunia J

Ini bukan kisah seorang executive yang mencuri-curi lapang-nya untuk mencoret;
bukan juga sebuah kisah hangat-hangat rasa dan cuaca;
ini cuma secubit kehidupan dari pengamatan. Pengamatan kasar empat mata-ku.

Kehidupan insaniah ini adalah berbalam-balam. Ada bernota sedih, dan ada yang bernota bunga. Cinta dan benci ada saja terselit; paling-paling tidak sikit. Dalam tiap jalur cahaya yang terjuih masuk di alis mata kita; tiap desir bunyi di gegendangan kita pasti ada benci dan suka yang bergendongan juga. Inilah baru dinamakan hidup. Hidup yang ada pasang surutnya. Ada turun naiknya. Kan lebih indah begitu?

Hari ini, ada senyum2manis di bibir menguntum manja. Berbunga hati di pupuk-pupuk bahagia dek situasi tadi. Naik gajikah dia? Ada pinangan masuk kah?
Esok lusa wajah senyum tadi mencuka. Menyelit masam-masam jeruk asam di bibir berbasahkan lip ice itu. Di berhenti kerja kah dia? Tunangannya menunda cita nikah-an nanti kah?

Tapi aku dari jauh pandang sikit berbeza. Aku pandang dari sisi herot berot kaca mata yang lama tak di ganti ini.

Naik gaji itu; alamatnya naiklah tanggungjawab. Andai aku belum sedia untuk tanggungjawab itu, mau saja aku yang mencuka bila di naikkan pangkat. Takut tak terjawab dengan Illahi pada salah silap aku nanti.

Ada pinangan masuk; alamatnya bakal berumahtangga lah aku. Andai aku belum sedia memikul hidup sepimpin dengan jodoh yang satu ini, mahu kah aku terima. Ya, bekerluarga itu indah, tapi kena lah belajar sabar dan tabah. Hidup bukan main reda dan redah saja bukan? Kalau aku belum ada niat untuk taat dan setia, aku bisa pening dengan pinangan ini.

Di berhenti kan kerja; tentu saja sukar alamatnya. Beban2di galasan aku mungkin gantu tak bertuan. Jadi sesak dalam nafas dan hilang dalam terang. Aku bisa saja mati jiwa dengan ini. Tapi, andai aku sendiri percaya adanya rezeki Allah di mana saja; ada saja pengajaran jauh di sudut sulitnya hidup ini, aku bisa jadi tenang. Mungkin aku tak sekuat mana untuk tanggungjawab dulu; jadi, sebelum aku gugur dalam lautan dugaan, baik aku di berhentikan.

Tunangan tunda lagi pernikahan; aduh aku bisa bingung. Tapi sudut yang lain; Allah panjangkan masa aku untuk berfikir dan menilai. Mengambil iktibar dan mencari jujur dalam diri. Andai aku mahupun dia benar2 belum ada hati yang ikhlas, inilah masa mengilapnya. Andai kami belum benar ada sedia yang kuat, inilah ketika untuk membinanya. Biar lambat asal selamat. Tapi kadangnya; kalau terlambat, di kebas orang. Jadi, buat yang baik dan berserah. Kan Allah Maha mengetahui?

Jadi bagaimana?

Tiap yang jadi, sudah pun terjadi. Menangis dan bergembira lah serba sedikit, takut nanti kita jadi lemas kalau terbawak-bawak. Yang satu ini pasti; tiap apa jadi pun, Allah dah simpan pengajaran dan dugaan dalamnya. Cuma kadang2kaca mata kita yang kena di perbetulkan.

Indah kan hidup ini?

Footnote:
Terlalu panjang entri ini. Tapi, sebenarnya aku masih belum mahu menokhtahkan tulisan ini. Masih ada awan2yang berkepul di fikiran aku.
Biarlah awan-awan itu turun jadi hujan dulu.

{credit photo pada tuan punya; pemilik dan google}

No comments: